Puisi Nita Nurhayati

Tabloid Kaibon,
10 Mei 2008


ABU CERITA

Jejak-jejak perjalanan ini,
memakiku untuk kembali
Menyusuri tapak kaki
yang menjauh dari api.

Aku dengar dentuman
hatimu!
yang mencumbu awan biru
dan menyulapnya menjadi
merah jambu.

Jika memang kebahagiaan
ibarat setangkai
kayu keras yang patah
dan resah.
Tolong jangan sambungkan
lagi!
Karna hadirmu
membuat cerita
menjadi abu.

03 Mei 2008



GELAGAT AWAN

Apakah kau masih
yang dulu?
Memintaku menjauhimu,
mengikuti ketakutanku.
Ketika matahari tertutup
awan yang tak jelas
gelagatnya.
Aku masih begitu.
menunggu kata-kata luka
yang keluar dari
bibir rembulan,
saat bintang tak satupun
di sisinya.
Aku tahu teman
tak sekadar itu atas
kau dan aku!
menafikan kita jadi
seteru.
melulu,
lugu,
selalu,
lucu.
Tampak seru.

05 Mei 2008



DERIT KEGELISAHAN

Ada sesuatu yang sakit
begitu menukik.
Derit kegelisahan menjelma
jadi Tuhan.
Menguasai perasaan
yang tak pernah
tahu apa arti percintaan.
Ketenangan bagai
nafas diujung waktu
penantian.

07 Mei 2008



Komentar